Seminar Perkembangan Teknologi Bahan Bangunan

Jurusan Teknik Sipil mengikuti Seminar perkembangan teknologi bahan bangunan yang diadakan di Hotel Singgasana Surabaya.

Seminar yang dilakukan selama 2 hari (21-22 Nopember 2018), mempertemukan instansi pemerintahan, para anggota Asosiasi, Penyedia Jasa Konstruksi (Konsultan/  Kontraktor), serta para akademisi dalam rangka sosialisasi perkembangan teknologi bahan bangunan.

Narasumber yang mewakili instansi pemerintah, akademisi dan produsen bahan bangunan. Paparan materi di jabarkan lebih lanjut oleh:

  1. Tavio, ST.MT. PhD (dosen Teknik Sipil ITS dengan bidang keilmuan struktur)
  2. Nara sumber dari dinas, Balai Penerapan Teknologi Industri
  3. Octavina Damayanti, ST ( Holcim)
  4. Ani Susilowati, S.Si (Direktur Utama PT. Karya Addition Sembada

 

Berikut Ringkasan Seminar Perkembangan Teknologi Bahan Bangunan

APLIKASI TEKNOLOGI BANGUNAN BETON MASA DEPAN:

BANGUNAN “TAHAN” ATAU “RAMAH” GEMPA

Nara sumber 1: Prof. Tavio, ST.MT. PhD

Prof Tavio memulai paparannya dengan data lempeng tektonik dan ring of fire, 2 pergerakan yang menyebabkan adanya gempa. Secara geografis, Indonesia terletak di pertemuan 3 lempeng aktif dunia dan dilewati oleh peta ring of fire . Sehingga peta rawan gempa Indonesia menunjukkan 2/3 wilayah Indonesia adalah wilayah sumber gempa. Hal ini diperkuat dengan data gempa besar akhir2 ini, dimulai dari sepanjang  pulau Sumatera, gempa Aceh (2005) sampai gempa Pidie (2016) dan gempa terakhir di Lombok, Palu dan Situbondo ditahun 2018. Selanjutnya, gempa akan terjadi dimana, kapan dan berapa besarnya, tidak akan ada yang pernah tahu. Karena para ahli Geologi hanyalah manusia biasa yang memiliki kemampuan terbatas. Analisisnya hanya sampai pada pemetaan data gempa yang pernah terjadi, kemudian melakukan perhitungan statistik (Reliabilitas) untuk memperkirakan terjadinya gempa, berapa besarnya serta periode berulangnya, semua hal tersebut hanyalah perkiraan dengan banyak penyederhanaan di permodelan matematikanya.

Data dampak gempa Indonesia menunjukkan banyaknya korban jiwa dan kerusakan bangunan. Dari data tersebut memberikan pelajaran bahwa gempa tidak membunuh, tapi robohnya bangunan yang kita bangun yang membunuh!! Mengapa bangunan tersebut roboh? Data kerusakan bangunan memperlihatkan bahwa umumnya kerusakan terjadi akibat kegagalan dikolom dan di pertemuan balok kolom. Kerusakan terjadi karena  lepasnya sengkang yang diakibatkan oleh kait yang kurang di bengkokkan dan pendeknya kait yang masuk keinti beton, terlalu kecilnya diameter sengkang atau kurang rapatnya pemasangan sengkang didaerah ujung-ujung kolom dan balok. Kerusakan juga dapat diakibatkan oleh dimensi balok-balok yang lebih besar dari dimensi kolom, tidak adanya dinding di lantai parkir (kekakuan struktur berbeda dilantai parkir dengan lantai lainnya), sampai adanya massa bangunan yang sangat besar di beberapa lantai tertentu. Massa yang besar disebabkan adanya kolam renang di puncak bangunan ataupun menempatkan taman dan genset dengan beban besar di lantai ke sekian. Hal-hal tersebut menyebabkan, kolom akan mudah patah saat adanya gempa.

Apakah para teknik sipil tidak dapat mendisain bangunan tersebut? Semua persyaratan untuk mencegah hal tersebut sudah diatur di SNI 2947-2013. Namun penyebab utama kerusakan tersebut, ada pada tidak patuhan terhadap persyaratan disain dan tidak konsisten menerapkan hasil disain saat pelaksanaan lapangan. Kenapa tidak patuh dengan persyaratan? Karena pasti akan ada biaya lebih untuk membuat kait bengkok dengan sempurna serta menambah panjang tulangan sesuai aturan. Tidak mau konsisten dilapangan dikarenakan mengejar keuntungan proyek yang lebih besar. Semua dengan dalih, gempa juga belum tentu terjadi sehingga tidak perlu membuang banyak uang untuk hal yang tidak pasti. Yang penting, selama tidak ada gempa, bangunannya tidak akan bermasalah.

Permasalahan lain dengan adanya aturan detailing tulangan yang rapat adalah sulitnya material beton untuk masuk melewati celah-celah tulangan tersebut. Solusi dari hal ini adalah BASE ISOLATOR.  Dengan base isolator, bangunan kita bukan TAHAN gempa, tapi RAMAH gempa. Karena kita tidak perlu mendisain bangunan tahan gempa dengan biaya besar, tapi cukup membuat bangunan bersahabat dengan gempa. Bangunan boleh bergoyang-goyang saat gempa, tapi tidak roboh. Base isolator ini dipasang dipertemuan kolom dan pondasi, seperti sockbekernya sepeda motor yang melewati jalan berlubang, yang membuat pengemudi tidak bergoyang hebat.

Hanya saja, harga Base isolator yang ada masih terlalu mahal. Prof Tavio bekerjasama dengan beberapa pihak terkait masih melanjutkan penelitian membuat Base isolator dengan harga terjangkau (dibawah 1 juta) dengan menggunakan bahan karet. Bahan alam yang banyak terdapat di Indonesia sebagai negara penghasil karet nomer 2 di dunia. Semoga penelitian ini dapat memberikan hasil terbaik bagi perkembangan teknologi kontruksi Indonesia.

 

Nara sumber 2: Nara sumber dari Balai Penerapan Teknologi Industri

Nara sumber dari dinas terkait memperkenalkan produk elektronik mereka berupa BIM dan SIBIMA konstruksi. SIBIMA ( Sistem Belajar Mandiri) telah dikenal oleh sebagian mahasiswa teknik sipil ITATS. Program ini berupa pelatihan jarak jauh untuk meningkatkan kompetensi para pekerja konstruksi. Terdapat sekitar 19 jenis jabatan kerja yang dapat dipilih. Siapapun dapat mengikuti pelatihan jarak jauh ini dimanapun dengan menyelesaikan beberapa modul. Setiap modulnya terdiri dari beberapa soal tes yang harus diselesaikan, nilai tes segera ditampilkan dilayar komputer/HP saat semua pertanyaan telah terjawab.  Bagi yang telah menyelesaikan semua modul dan lulus, dapat langsung ngeprint sertifikat pelatihan tersebut. Sertifikat ini dapat digunakan:

  1. SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah) bagi mahasiswa tingkat akhir
  2. Sebagai pengganti persyaratan magang selama 1 tahun dalam pengajuan SKA (Sertifikat Keahlian Kerja)
  3. Bagi yang telah memiliki SKA, sertifikat ini setara dengan Satuan Kredit Pengembangan Keprofesian 25poin / kegiatan. Hal ini sangat bermannfaat bagi para ahli muda/madya yang sedang mengumpulkan point kenaikan tingkat.

Sedangkan BIM ( Building Information Modelling) adalah produk elektronik yang diintegrasikan dengan data base pengguna dan penyedia barang/jasa di masing-masing daerah di Indonesia. Semua proses konstruksi yang dimulai dari pradisain, pelaksanaan sampai pengawasan akan tersimpan secara digital untuk kemudahan evaluasi. Dengan adanya koneksi dari data base disain, semua pihak yang terlibat dalam sebuah proyek konstruksi akan memiliki pemahaman yang sama dan memiki kemudahan dalam pekerjaan konstruksi. Kemudahan tersebut dimulai dari kemudahan dalam  menghitung nilai proyek sampai kemudahan evaluasinya. BIM yang telah diinputkan data gambar disain dan diintegrasikan oleh data base penyedia barang/jasa akan segera menghitung biaya konstruksi secara automatis.

 

 

Terimakasih kepada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur sebagai penyelenggara seminar.